Selamat Datang Para Alumni SMU P@nbat T.A - 03 and Visitor....
Selamat Menikmati seluruh fasilitas yang tersedia di blogger ini..
Menu Blog
myspace layouts

myspace comments

Saturday 31 January 2009

Bersabarlah

Bersabarlah
Oleh: Iwan

Sabar adalah salah satu dari sekian banyak akhlak mulia yang diajarkan oleh din Islam, yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Secara bahasa, sabar berarti al-habsu (menahan) dan al-man’u (mencegah), yaitu lawan kata dari al-jaz’u (keluh kesah). Jadi makna sabar adalah mencegah dan menahan diri dari berkeluh kesah, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari mengamuk dan semisalnya.

Sabar adalah akhlak utama yang mampu menahan pemiliknya dari perbuatan yang tidak baik dan tidak senonoh. Sehingga dengan sabar, hati dan jiwa menjadi baik dan tingkah laku menjadi lurus.

Dalam 3 hal, hukum dari sabar adalah wajib, yaitu : sabar dalam taat kepada ALLOH AZZA WA JALLA beserta melaksanakan kewajiban dari-Nya, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan, dan sabar dalam menghadapi musibah, cobaan dan takdir ALLOH yang menyakitkan.

I. Sabar Dalam Taat Kepada ALLOH

Untuk menuju dan mendapatkan ridho ALLOH, kita harus menghadapi banyak sekali rintangan. Karena hawa nafsu ingin sebebas-bebasnya. Sedangkan peribadatan kepada ALLOH membelenggu hawa nafsu tersebut. Karena itulah kita harus sabar dalam melatih jiwa dan mengekang hawa nafsu dalam rangka berniat istiqomah dalam menjalankan perintah ALLOH AZZA WA JALLA.

ALLOH SWT berfirman : “Robb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam berinbadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut) disembah?”(Maryam : 65)

Dalam Surat Thoha : 132, ALLOH SWT berfirman : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat, dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.”

Sabar dalam ketaatan kepada ALLOH, memiliki tiga cabang, yaitu :

1) Sabar sebelum menjalankan ketaatan : dengan jalan memperbagus niat, ikhlas dan berlepas diri dari riya’.

ALLOH SWT berfirman : Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal sholih; mereka itu beroleh pahala dan ampunan yang besar (Hud : 11)

2) Sabar ketika menjalankan ketaatan : tidak melalaikannya, tidak malas dalam mengerjakannya dan memperbagus pelaksanaannya.

3) Sabar setelah menjalankan ketaatan : tidak membanggakan diri atau berusaha menampakkannya untuk sum’ah dan riya’ supaya amalan yang dilakukan tidak hilang pahalanya dan tidak berbekas.

II. Sabar Dalam Meninggalkan Maksiat.

Sangatlah besar godaan untuk melakukan kemaksiatan. Karena itulah kita harus sabar dalam usaha untuk meninggalkannya.

ALLOH SWT berfirman : “ Dan Kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan keburukan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiyaa’ : 35)

Sangat banyak kemaksiatan yang menggoda kita sehari-hari. Di antaranya yang berdosa besar adalah : syirik(menyekutukan ALLOH), riba, berzina, berjudi, makan dan minum zat yang haram, merampok, mencuri, dll.

III. Sabar Dalam Menghadapi Musibah.

ALLOH SWT berfirman : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah : 155)

Sesuai dengan firman ALLOH AZZA WA JALLA tersebut maka setiap orang pernah atau akan diuji dengan rasa sedih, sakit, kehilangan orang-orang yang dikasihi ataupun kekurangan harta. Semua ujian tersebut pernah menimpa orang baik maupun jahat, yang mukmin ataupun yang kafir. Disinilah yang membuat seorang mukmin berbeda yaitu seorang mukmin akan menghadapi ujian musibah ini dengan penuh keridhoan dan keikhlasan serta sabar. Seorang mukmin akan sabar, ridho dan ikhlas menerima semua takdir dari ALLOH AZZA WA JALLA. Karena semua itu hanyalah milik ALLOH dan akan kembali kepada-Nya. Karena itulah seorang mukmin bila tertimpa musibah apapun (bukan hanya kematian) hendaklah mengucapkan Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji’uun.

ALLOH SWT berfirman : “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji’uun.” (Al-Baqarah : 156)(Disarikan dari Majalah Nikah Vol. 6, No. 12, Maret 2006, Robiul Awal 1429 H)