Selamat Datang Para Alumni SMU P@nbat T.A - 03 and Visitor....
Selamat Menikmati seluruh fasilitas yang tersedia di blogger ini..
Menu Blog
myspace layouts

myspace comments

Saturday 29 November 2008

Belajar Dari Ular Tanggan

Ketika saya pulang di sebuah senja, saya masih melihatnya duduk di sana. Seorang wanita empat puluhan duduk dalam kiosnya di tepi seruas jalan di kotaku yang telah ribuan kali kulewati. Puluhan tahun yang lalu ketika usia saya masih belum genap sembilan tahun, kios itu sudah ada disana. Menjajakan majalah, koran, dan sejumlah barang kelontong.

Ketika itu mobil kami berhenti di depan kiosnya dan wanita itu datang menghampiri membawa apa yang biasanya kami inginkan, majalah Ananda dan Bobo buat saya serta majalah Tempo dan Intisari untuk ayah. Demikian terjadi sepekan sekali sepulang sekolah selama bertahun-tahun hingga tiba saatnya saya beranjak remaja dan berganti selera baca, saya tak lagi menemui wanita itu.

Sekonyong-konyong di senja itu, tatapan mata saya ke luar angkot yang tengah membawa saya pulang ke rumah, menyapu kios itu dan wanita yang sama di dalamnya. Bedanya, kali ini ia tak lagi menjajakan koran dan majalah. Hanya rokok, minuman cola, air mineral, dan sejumlah barang lain. Apakah itu semacam kemunduran perniagaan, saya tak tahu persis. Yang tampak jelas bagi sel-sel kelabu saya adalah kenyataan bahwa ia, untuk menafkahi hidupnya, masih saja duduk di tempat yang sama, setelah lewat bertahun-tahun.

Suatu sore lain dalam sebuah gerbong kereta yang saya tumpangi, saya menatap puluhan gubuk dan rumah petak di sepanjang lintasan rel yang menuju stasiun Senen. Benak saya digelayuti iba dan juga pertanyaan. Sejumlah gerobak mie ayam melintas di jendela dengan cepat. Apa yang begitu menarik dari kota ini, begitu pertanyaan saya, sehingga mereka sanggup bertahan dalam kepapaannya di tengah gemuruh Jakarta yang keras. Apakah itu nasib? Adakah nasib yang membuat Ibu penjaja koran yang tinggal di Semarang dan mereka yang tinggal di kompleks kumuh Jakarta tetap bertahan di sana?

Bagaimana bisa kita memahami nasib? Saya tak bisa. Tetapi keponakan saya yang berumur lima tahun punya petunjuknya.

Saat itu saya sedang bermain berdua dengannya: Ular-Tangga. Setelah beberapa lama bermain dan bosan mulai merambati benak, saya meraih surat kabar dan mulai membaca-baca. Nanda, keponakan saya itu, kemudian berkata, "Ayo jalan! Gililan Om. Kalo nggak jalan juga, Om bakal nggak naik-naik, di situ telus, dan mainnya nggak selesai-selesai."

Saya tersadar. Ular-Tangga, permainan semasa kita kanak-kanak, adalah contoh yang bagus tentang permainan nasib manusia. Ada petak-petak yang harus dilewati. Ada Tangga yang akan membawa kita naik ke petak yang lebih tinggi. Ada Ular yang akan membuat kita turun ke petak di bawahnya.

Kita hidup. Dan sedang bermain dengan banyak papan Ular-Tangga. Ada papan yang bernama kuliah. Ada papan yang bernama karir. Suka atau tidak dengan permainan yang sedang dijalaninya, setiap orang harus melangkah. Atau ia terus saja ada di petak itu. Suka tak suka, setiap orang harus mengocok dan melempar dadunya. Dan sebatas itulah ikhtiar manusia: melempar dadu (dan memprediksi hasilnya dengan teori peluang). Hasil akhirnya, berapa jumlahan yang keluar, adalah mutlak kuasa Tuhan. Apakah Ular yang akan kita temui, ataukah Tangga, Allah-lah yang mengatur. Dan disitulah nasib. Kuasa kita hanyalah sebatas melempar dadu.

Malangnya, ada juga manusia yang enggan melempar dadu dan menyangka bahwa itulah nasibnya. Bahwa di situlah nasibnya, di petak itu. Mereka yang malang itu, terus saja ada di sana. Menerima keadaan sebagai Nasib, tanpa pernah melempar dadu. Mereka yang takut melempar dadu, takkan pernah beranjak ke mana-mana. Mereka yang enggan melempar dadu, takkan pernah menyelesaikan permainannya. Setiap kali menemui Ular, lemparkan dadumu kembali. Optimislah bahwa di antara sekian lemparan, kau akan menemukan Tangga. Beda antara orang yang optimis dan pesimis bila keduanya sama-sama gagal, Si Pesimis menemukan kekecewaan dan Sang Optimis mendapatkan harapan.

Imam Semut & Manusia

Di zaman Nabi Allah Sulaiman berlaku satu peristiwa, apabila Nabi Allah Sulaiman nampak seekor semut melata di atas batu; lantas Nabi Allah Sulaiman merasa hairan bagaimana semut ini hendak hidup di atas batu yang kering di tengah-tengah padang pasir yang tandus. Nabi Allah Sulaiman pun bertanya kepada semut: " Wahai semut apakah engkau yakin ada makanan cukup untuk kamu".

Semut pun menjawab: "Rezeki di tangan ALLAH, aku percaya rezeki di tangan ALLAH, aku yakin di atas batu kering di padang pasir yang tandus ini ada rezeki untuk ku". Lantas Nabi Allah Sulaiman pun bertanya: "

"Wahai semut, berapa banyakkah engkau makan? Apakah yang engkau gemar makan? Dan banyak mana engkau makan dalam sebulan?"

Jawab semut: "Aku makan hanya sekadar sebiji gandum sebulan".

Nabi Allah Sulaiman pun mencadangkan: "Kalau kamu makan hanya sebiji gandum sebulan tak payah kamu melata di atas batu, aku boleh tolong".

Nabi Allah Sulaiman pun mengambil satu bekas, dia angkat semut itu dan dimasukkan ke dalam bekas; kemudian Nabi ambil gandum sebiji, dibubuh dalam bekas dan tutup bekas itu. Kemudian Nabi tinggal semut didalam bekas dengan sebiji gandum selama satu bulan.

Bila cukup satu bulan Nabi Allah Sulaiman lihat gandum sebiji tadi hanya dimakan setengah sahaja oleh semut, lantas Nabi Allah Sulaiman menemplak semut: "Kamu rupanya berbohong pada aku!. Bulan lalu kamu kata kamu makan sebiji gandum sebulan, ini sudah sebulan tapi kamu makan setengah".

Jawab semut: "Aku tidak berbohong, aku tidak berbohong, kalau aku ada di atas batu aku pasti makan apapun sehingga banyaknya sama seperti sebiji gandum sebulan, kerana makanan itu aku cari sendiri dan rezeki itu datangnya daripada Allah dan Allah tidak pernah lupa padaku. Tetapi bila kamu masukkan aku dalam bekas yang tertutup, rezeki aku bergantung pada kamu dan aku tak percaya kepada kamu, sebab itulah aku makan setengah sahaja supaya tahan dua bulan. Aku takut kamu lupa".



Itulah Iman Semut!!



IMAN MANUSIA??



Di zaman Imam Suffian, ada seorang hamba Allah yang kerjanya mengorek kubur orang mati. Kerja korek kubur orang mati bukan kerja orang ganjil.

Bila ada orang mati, mayat terpaksa ditanam, oleh itu kubur perlu digali dulu. Tetapi yang ganjil mengenai hamba Allah ini ialah dia tidak gali kubur untuk tanam mayat.

Sebaliknya apabila orang mati sudah ditanam, waris sudah lama balik kerumah dan Munkar Nakir sudah menyoal, barulah penggali ini datang ke kubur untuk korek balik.

Dia nak tengok macam mana rupa mayat setelah di INTERVIEW oleh Munkar Nakir. Dia korek 1 kubur, 2 kubur, 3 kubur, 10 kubur, 50 kubur sampai 100 kubur. Lepas itu, penggali pergi kepada Imam Suffian dan bertanya kepadanya: "Ya Imam, kenapakah daripada 100 kubur orang Islam yang aku gali, dua sahaja yang mana mayat di dalamnya masih berhadap kiblat. Yang 98 lagi sudah beralih ke belakang?". Jawab Imam Suffian:" Diakhir zaman hanya 2 dari 100 umat Islam yang percaya rezeki itu di tangan Allah. 98 orang lagi tidak percaya bahawa rezeki di tangan Tuhan". Itulah sebabnya apabila umat Islam tertekan dengan SOGOKAN duit yang banyak, biasanya, iman dia akan beralih. Nyatalah iman semut lebih kuat dari iman manusia.



Kata Saidina Ali kepada Kamil: " ILMU ITU LEBIH BAIK DARIPADA HARTA,

ILMU MENJAGA ENGKAU DAN ENGKAU MENJAGA HARTA, ILMU MENJADI HAKIM, HARTA DIHAKIMKAN, HARTA BERKURANGAN APABILA DIBELANJAKAN DAN ILMU BERTAMBAH APABILA DIBELANJAKAN".

Gaji PAPA Brp?

Walau bagi sebagian orang kisah ini biasa, atau bahkan banyak yang sudah membaca. Namun bagi saya sangatlah berarti, karena mengingatkan akan si buah hati...yang selalu menantikan diriku dirumah.

"Ayah kenapa pulangnya koq lama?"

=============================


Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya. Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab,
"Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?" Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.

"Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya. "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi.

Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis.

"Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya.

Anak kesayangannya itu belum tidur.

Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ?

Kalau mau beli mainan, besok kan bisa."

Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew "Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam.

Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi.. karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

"Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya"

..Nice story...money is important but certainly not everything

Apa Yg Engkau Cari

Ketenangan yang dikau cari ataukah Kedamaian?
Kegembiraan yang dikau cari ataukah Kebahagiaan?
Rizqi yang dikau cari ataukah Keberkahan?

Sebagian puas telah capai ketenangan,
meski belum capai kedamaian

Sebagian puas telah nikmati kegembiraan,
meski belum nikmati kebahagiaan

Sebagian puas telah peroleh kelimpahan rizqi,
meski belum peroleh keberkahan

O Jiwa yang damai, kembalilah.. .
kembali dalam keadaan bahagia
kembali ke dalam kemahaluasan berkah Yang Esa

Catatan Harian Membuka Hati jurnal refleksi diri pemuda Wiyoso Hadi diterbitkan oleh Penerbit Hikmah bekerja sama dengan PH Pro. Cetakan kedua September 2006.

Pentingnya Wudhu Sebelum Tidur & Sholat Shubuh

Pentingnya Wudhu Sebelum Tidur & Solat Subuh
Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs
Lefke, Siprus Tanggal 11 Januari 2008

Bismillah hirRohman nirRohim

Wahai kaum Muslim, wahai orang-orang beriman! Hari Ini adalah tahun baru 1429 H, yang Allah SWT memberkahi kita dengannya. Inilah tahun yang mengingatkan kita bagaimana Nabi Muhammad Sallallahu alayhi wasalam melakukan migrasi hijrah dari Mekkah ke Madinah ditemani oleh Sayyidina Abu Bakr as-Siddiq ra. Tahun ini adalah tahun dimana Sayyidina Ali ra tidur di atas dipan Nabi SAW ketika musuh-musuh beliau, ketika Abu Jahal dan pengikutnya datang untuk membunuh Nabi SAW. Dia mengorbankan dirinya sendiri. Hal itu mengingatkan kita tentang mengorbankan diri demi kehormatan Sayyidina Muhammad SAW dan demi kehormatan Islam.

Wahai kaum Muslim, musuh yang menentang kita selalu mencari-cari esempatan dimana kita lengah untuk menyerang ego kita. Dan seorang yang bekerja dengan setan, egonya akan lebih kuat dan seorang yang bekerja dengan Nabi SAW dan dengan gurunya agar berada didepan pintu Allah SWT dalam Hadirat Ilahiah adalah orang yang selamat.

Dikatakan dalam bahasa Arab, “man `alamanee harfan sirta lahu `abdan” - Siapa yang mengajariku satu huruf; aku akan menjadi seorang pelayan baginya. Bayangkan, Sahabat ra mereka duduk dihadapan Nabi SAW dan mereka belajar dari beliau saw, mereka semua menjadi pelayan Sayyidina Muhammad SAW. Mereka menjadi bagai bintang-bintang sebagaimana Nabi SAW sabdakan ,“Ashabee kan-nujoom bi ayihim aqtadaytum ahtadaytum” – “Sahabat-Ku bagaikan bintang-bintang yang akan membimbingmu. Dan pewaris para Sahabat saat ini adalah Awliya Allah ( Wali Allah ) yang telah Allah SWT letakkan dibawa Kubah-Nya, Nabi SAW pernah berkata, dari hadist suci “Awliyaee tahta qibaabee, la y`alamahum ghayree” “Wali-wali-Ku ada di bawah kubah-Ku*, tidak seorangpun selain Aku yang mengetahui mereka.

Artinya Allah SWT telah memberikan tiap wali sebuah kubah dimana dia dapat menyembunyikan dirinya dibawah naungan kubah itu. Dan Nabi SAW bersabda dalam hadist suci, “man adhaa lee waliyan faqad adhantahu bil-harb - Barang siapa yang menentang satu awliya-Ku, Aku mendeklarasikan perang terhadapnya. Bagaimana kita menentang seorang wali? Bagaimana kita menyerang seorang wali? Meskipun wali diberikan kepada kita, mengajari, mendukung kita, bagaimana kita mengijinkan diri kita menyerang seorang wali adalah sangat mudah dengan mendengarkan ego kita dan tidak mendengarkan Syaikh kita. Itulah masalahnya.

Kini, masalah kita adalah ego kita keluar terlebih dulu lalu yang kedua baru Syaikh yang keluar. Manfaat kita datang, keuntungan datang lebih dulu kemudian baru Syaikh. Itulah mengapa Nabi SAW telah menyebutkan dalam sebuah hadist bahwa: Berhati-hatilah, jangan menjadi malas. Dan mereka menjawab: Ya Rasul Allah, bagaimana kita akan menjadi malas? Dan beliau berkata: Sangat sederhana menjadi malas." Dan aku akan mengucapkan hadist, hadist ini ada dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim (dinarasikan oleh Abu Huraira RA) bahwa Nabi SAW bersabda..

Ketika seseorang pergi tidur, Setan segera datang dan membuat tiga ikatan, tiga hijab pada orang itu. Segera ketika dia pergi tidur. Itulah mengapa dianjurkan berwudhu sebelum tidur, karena Setan tidak akan datang. Begitu banyak manusia saat ini, mereka tidur tanpa berwudhu. Mereka tidur tanpa shalat 2 rakaat. Kita semua mempunyai masalah ini meskipun syuyukh kita mengajarkan: jangan tidur tanpa berwudhu. Sehingga Nabi SAW bersabda: setan datang dan membuat 3 buah ikatan kepada semua orang, meletakkannya dikepalamu, dikepala orang-orang dan berkata: Oh ini malam yang panjang, tidurlah, jangan ganggu dirimu. Kau habiskan waktu hingga pukul 12 malam, 1 pagi menonton televisi, melihat hal-hal yang tidak penting bagimu, sebaliknya tidur lebih cepat setelah shalat Isya selama satu atau 2 jam kamudian tidurlah.

Setan berkata: malammu yang panjang, jangan kuatir tentang itu. Karena dia tidak ingin kau bangun untuk ibadah Fajr dan apa yang Nabi SAW katakan: segera ketika kau bangun dan tidak mendengarkan Setan, kau terjaga dimalam hari lekaslah sebut nama Allah, ucapkan: “asy-hadu an laa ilaa ha ilallah wa asy-hadu anna Muhammadur rasulullah atau ucapkan Allah..Allah, atau ucapkan apapun yang kau mau, bershalawat kepada Nabi SAW.” Allahumma sholli alaa muhammadin wa alaa ali muhammadin wa salim”.

Beliau berkata segera kau bangun, bukalah matamu, segera sebutkan ama-nama Allah, atau nama-nama Nabi SAW, atau nama Syaikhmu karena Nabi SAW pernah berkata: Dengan menyebutkan nama orang yang shaleh, wali, hamba yang tulus, Rahmah akan datang. Jadi sebutkan nama siapa saja, satu dari ikatan ini akan segera terlepas, maka tersisa 2 buah ikatan.

Jika setelah bangun orang itu segera menyebutkan nama Allah, satu ikatan akan lepas, kemudian dia berwudhu maka ikayan kedua akan terlepas, hijab kedua, 2 buah kesulitan akan disingkirkan. Jika dia shalat, seluruh ikatan akan terlepas. Dia akan menjadi kuat, berenergi setelah melaksanakan shalat wudhu 2 rakaat, seluruh hijabnya akan disingkirkan, seluruh kesulitannya akan disingkirkan dan dia akan mampu, dia akan menemukan energi dalam dirinya dan nafasnya akan menjadi segar. Itulah yang Allah sukai, yang para malaikat sukai. Mereka datang
untuk mengambil hasanat ke Hadirat Ilahiah.

Jika dia tidak melakukannya, apa yang Nabi SAW katakan? Jika kau tidak melakukannya, jika kau tidak bangun, jika kau tidak menyebut nama Allah, jika kau tidak berwudhu, jika kau tidak shalat, apa yang terjadi kepadamu? Dia akan menjadi manusia dengan ego yang paling kotor. Dirinya akan menjadi sangat kotor, malas, tidak mampu melakukan apa-apa seharian dan itulah mengapa selama sehari orang berkata kepada Mawlana Syaikh, kepada Syuyukh kita dan berkata: Oh Mawlana, kami mepunyai masalah ini; oh Mawlana kami mempunyai kesulitan-kesulitan ini; oh Mawlana..dan berbagai kesulitan dan keluhan lainnya.

Perhatikan apa yang telah kau lakukan dimalam hari. Apakah kau bangun? Apakah kau melakukan shalat tahajjud? Apakah kau melakukan salatun Najat? Apakah kau melakukan Salatu Tasbih? Apakah kau beribadah Fajr pada waktunya? Tidak! Jadi apa yang terjadi pada kami? Kami menghadapi masalah seharian. Dan aku akan menguti hadist lain; Sayyidina Abu Huraira RA berkata bahwa Nabi SAW berkata: waktu terbaik berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan Muharram. Bulan dimana kita berada sekarang. Nabi SAW menganjurkan untuk berpuasa dihari-hari ini.

Ketika beliau memasuki Madinah, beliau melihat orang Yahudi sedang berpuasa pada 10 Muharram dan beliau bertanya, "Mengapa Yahudi berpuasa di hari itu?" dan mereka menjawab, "karena dihari tersebut Allah menyelamatkan Sayyidina Musa as dari Fir'aun." Beliau berkata: "Kita lebih berhak terhadap Sayyidina Musa as dibandingkan mereka," dan itulah mengapa beliau berpuasa tanggal 10 Muharram dan beliau berkata "jika Allah SWT menganugerahiku tahun kedua, aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10," atau dalam beberapa hadist mereka menceritakan 10 dan 11.

Dan beliau berkata shalat terbaik setelah shalat wajib, yaitu 5 shalat wajib adalah shalat dimalam hari ketika semua orang sedang tidur, ketika semua orang mendengarkan Setan dan kau berdiri dalam Hadirat Ilahiah, mendengarkan Allah SWT dan berdo'a bagi-Nya. Diceritakan bahwa sang Nabi SAW berkata: afshoo as-salaam: Wahai manusia, wahai kalian! Salinglah mengucap salaam, jangan memelihara kebencian dalam hati. Jika melihat musuhmu, kau ucapkan salaam tidak masalah. Jika melihat seseorang yang kau tidak bicara dengannya, kau ucapkan salaam kepadanya. Itu sebuah perintah! Nabi memerintahkan kita: ucapkan “salaam”, berikan makan dan bermurah hatilah. Jangan jadikan makanan dimejamu untuk dirimu sendiri, istri dan anak-anakmu. Undang orang lain; biarkan meja makanmu ada dari Timur ke Barat. Jadi bukalah pintu rumahmu, Allah akan memberikan lebih banyak! Allah SWT menyukai orang yang dermawan dan kita berada didalam rumah orang yang dermawan. Kita harus berdo'a bagi rumah tersebut, kita harus berdo'a bagi kepala keluarga dari rumah itu; kita harus berdo'a semoga Allah memberinya umur panjang, Insya Allah.

Dan shalat dimalam hari. Jangan isi malammu dengan tidur sepanjang malam. Shalatlah dimalam hari, ketika orang lain sedang tidur. Kau akan memasuki Surga dengan damai dan kau akan masuk Surga karena Allah SWT ridho kepadamu dan Nabi SAW ridho kepadamu dan aku akan menutupnya dengan ucapan Ibn Mas'ud RA. Dan hadist ini juga ada dalam Bukhari dan Muslim, yaitu: Mereka menceritakan kepada Nabi SAW bahwa seorang laki-laki tidur sepanjang malam hingga dia tidak melaksanakan shalat Subuh. Dia bangun ketika matahari sudah tinggi. Apa yang kau harapkan Nabi SAW katakan? Apa yang kau harapkan Nabi SAW katakan? Ini sangat penting! Beliau berkata, "Inilah orang yang Setan telah mengencingi telinganya." Setan kencing dalam telinganya. "Orang itu kotor, seluruh harinya kotor!"

Wahai kaum Muslim, jangan kita mengotori hari kita. Kita harus mendengarkan dan berharap bahwa Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk mendengarkan Shuyukh kita, guru-guru kita karena seperti yang aku katakan sebelumnya, seorang yang mengajariku satu huruf, ini disebutkan dalam bahasa Arab, aku menjadi seorang pelayan dan budak bagi orang itu. Semoga Allah SWT
memelihara kita menjadi pelayan di ambang pintu Syaikh kita. Aquulu qawli hadzaĆ¢

Wa min Allah at Tawfiq

Wasalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com
www.ariefdani.multiply.com

Pengertian Cinta Menurut Al'quran

Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh SWT, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.

Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah..yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

posted by : Mubarok institute

Yunus AS - DUa Puluh Tahun Menanam benih

Yunus AS meninggalkan ayahnya dengan perasaan sedih, ia tahu dalam hatinya bahwa mereka tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Ia bergabung dengan sebuah karavan menuju Niniveh. Yunus AS adalah seorang yang murni dan lugu. Ia tidak cocok dengan para perampok yang menunggunya di sepanjang jalan. Dalam waktu singkat ia telah kehilangan seluruh barang miliknya. Ia memasuki Niniveh hanya dengan berbekal beberapa koin di sakunya. Yunus AS menemukan dirinya berada di daerah pinggiran kota di mana sebagian besar penduduknya bekerja dengan tanah liat. Seseorang yang berbicara dengan bahasa yang dimengertinya membawanya menghadap ke seorang tua, ia adalah pembuat tembikar khusus untuk raja. Orang tua ini sedang mencari seseorang untuk diajari membuat tembikar. Tak satu pun anak-anaknya yang tertarik. Yunus AS bersedia menjadi murid ahli pembuat tembikar ini.

Setelah beberapa saat orang tua itu menjadi sakit. Ia tahu bahwa ia tengah sekarat. Ia memperkenalkan Yunus AS, yang sekarang telah menjadi seorang pembuat tembikar terlatih, kepada raja dan mengatakan bahwa ia adalah penerusnya. Raja menyukai Yunus AS dan setelah ia mengeceknya, ia pun mempercayainya. Ia memberikan sebuah tempat di dekat istana dan mereka pun menjadi sahabat. Yunus AS membuat benda-benda yang sangat indah untuk raja, berbeda dengan yang lain, mereka belum pernah melihat karya-karya seperti itu sebelumnya. Di Niniveh semua objek didekorasi dengan wajah-wajah jin yang menyeramkan dan monster yang sedang marah. Hal itu membuat takut orang-orang yang melihatnya. Yunus AS membuat karya-karya yang indah yang penuh dengan keramahan alam. Yunus AS mempelajari bahasa Assyria dan menetap di sana. Ia tidak pernah berbicara tentang agama karena orang-orang Assyria merupakan para penyembah berhala dan mereka tidak mempunyai kesabaran terhadap Tuhan yang tidak dapat
mereka lihat dan mereka sentuh.

Setelah beberapa saat Yunus AS mendengar kematian ayahnya dan ia menjadi rindu untuk pulang ke kampung halaman, mengunjungi keluarganya. Ia meminta izin pada raja untuk pulang. Raja sebenarnya agak enggan untuk menyetujuinya. Sesuatu memperingatkan kepada Yunus AS bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan desanya. Yunus AS menasihati para penumpang karavan untuk tidak memasuki desa itu. Tetapi mereka kelaparan dan mereka pun tetap masuk. Yunus AS menunggu tetapi tak satu pun dari mereka yang kembali. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya sendirian. Beberapa saat kemudian ia bertemu dengan satu batalion tentara yang menuju desa itu. Yunus AS memperingatkan mereka bahwa ada wabah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, yang dapat menewaskan korbannya dengan cepat di desa itu. Para tentara itu berterima kasih kepadanya. Yunus AS meminta mereka untuk menyalami raja untuknya dan mereka melanjutkan perjalanan dengan arah yang berbeda.

Malam itu Yunus AS mempunyai mimpi yang menyeramkan. Ia melihat ayahnya, seolah-olah ia tidak pernah melihatnya selama hidupnya. Ayahnya sangat marah. Ia berteriak pada anaknya, "Mengapa engkau meninggalkan Niniveh? Engkau dikirim ke sana oleh Allah SWT. Izin-Nya-lah yang engkau butuhkan untuk pergi, bukan izin dari raja. Dan Allah SWT tidak memberimu izin. Cepat kembali dan berusahalah untuk lebih sabar."

Yunus AS melihat ke sekeliling dan akhirnya ia kembali ke Niniveh. Ia melihat seberkas cahaya dari langit turun mendatanginya. Semakin dekat ia semakin besar sampai ia mengenali bahwa itu adalah Malaikat Jibril AS. Ia memberitahu Yunus AS bahwa Allah SWT telah memilihnya menjadi nabi-Nya dan bahwa para pengikutnya dan pekerjaannya terletak di Niniveh.

Dalam perjalanan pulang, Yunus AS merasa dirinya diperlakukan sebagai seorang pahlawan. Semua orang menganggapnya telah mencegah masuknya wabah penyakit ke negeri itu. Yunus AS mulai bicara kepada mereka tentang Allah SWT. Raja berpikir bahwa Yunus AS sudah menjadi gila karena terkena wabah penyakit itu. Para penduduk Niniveh menertawainya tetapi mereka tidak menyakitinya karena ia telah menyelamatkan negeri itu. Selama dua puluh tahun Yunus AS berbicara tentang Allah SWT kepada penduduk Assyria, tentang Sang Pencipta mereka, Yang menguasai alam nyata dan gaib. Tak satu pun penduduk yang percaya. Yunus AS seringkali merasa putus asa, tetapi Jibril AS datang memberinya semangat. Itu semua adalah rencana Allah SWT.

Suatu hari Jibril AS datang dan mengatakan kepada Yunus AS bahwa akhir sudah dekat. Ia harus pergi menemui raja dan mengatakan kepadanya bahwa kota ini mempunyai waktu empat puluh hari untuk percaya kepada Allah SWT atau Allah SWT akan mengirimkan kehancuran kepada mereka. Raja menjadi marah dan mengancam Yunus AS. Tetapi tidak ada orang yang kelihatannya memberi Yunus AS pikiran kedua.

Empat puluh hari telah berlalu dan di pagi hari dari hari keempat puluh Yunus AS tidak tahan lagi, "Aku pergi, tinggalkan orang-orang ini menerima hukuman mereka," ia berteriak. Ia lalu menaiki kapal, pergi meninggalkan Niniveh menuju laut lepas di mana ia dapat melihat lumba-lumba yang dicintainya. Kapal baru saja mengibarkan layar ketika angin kencang berhembus yang mengakibatkan kapal terlempar ke setiap penjuru. Seekor ikan raksasa muncul dari dalam laut seolah-olah akan menghancurkan kapal itu. Yunus AS tahu bahwa badai itu dikirim untuk menghukum para penduduk Niniveh tetapi ikan itu dikirimkan untuknya. Sekali lagi Yunus AS meninggalkan Niniveh tanpa seizin Tuhannya. Ia telah kehilangan kesabaran dan kasih sayang kepada umatnya. Para pelaut lalu melemparkan Yunus AS ke laut dan mereka melihat ikan raksasa itu menelannya. Kapal lalu berlayar dengan selamat dan badai itu terus melaju menuju Niniveh.

Sekarang ikan itu berada di bawah perintah Allah SWT untuk menelan Yunus AS, tetapi ia tidak diizinkan untuk memakannya. Yunus AS diperintahkan untuk berkhalwat di dalam perut ikan itu. Selama empat puluh hari berada di dalam kegelapan perut ikan itu, di kedalaman laut yang hitam, di bawah langit yang tak bermatahari, Yunus AS berdoa memohon ampun. Ia mengucapkan kalimat zikir, "La ilaha illa Anta, subhanaka inni kuntu minazh-zhaalimiin." 'Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.' [21:87]. Pada akhirnya Allah SWT mengampuninya.

Sementara itu awan badai datang menghampiri Niniveh dan sebuah mukjizat terjadi. Selama dua puluh tahun Yunus AS menanam benih dan dalam waktu sekejap, kini mereka mulai tumbuh. Raja Niniveh dan para penduduknya melihat awan gelap itu dan mereka mulai percaya. Mereka berdoa kepada Allah SWT untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran. Tetapi tentu saja mereka tidak tahu bagaimana cara berdoa atau apa yang harus diucapkan, sementara Yunus AS, nabi mereka, kini entah di mana. Tetapi awan gelap itu melewati kota, matahari muncul kembali dan tak ada yang hancur kecuali berhala-berhala mereka yang hancur berkeping-keping di kuil mereka.

Yunus AS melengkapi khalwatnya selama empat puluh hari di perut ikan dan kemudian ia dimuntahkan di tepi pantai dalam keadaan telanjang dan kedinginan. Kulitnya berkerut dan melunak karena terlalu lama terkena air dan panas matahari membakarnya. Kemudian Allah SWT menjadikan sejenis pohon tumbuh dengan daun yang besar untuk menutupi Yunus AS dan untuk menaunginya. Seorang penggembala yang tinggal di dekat situ memberinya makanan dan air dan menceritakan bahwa Niniveh selamat dari kehancuran. Yunus AS menjadi geram dengan kabar itu. Kemudian Allah SWT memerintahkan (alam) agar pohon tadi mengering dan mati. Yunus sedih kehilangan pohonnya. Kemudian Allah SWT menegurnya karena ia lebih memedulikan pohon itu dibandingkan dengan sebuah kota yang penuh dengan makhluk Allah SWT paling sempurna, yaitu manusia. Lagi-lagi Yunus AS memohon ampun kepada Tuhannya.

Dengan bantuan penggembala itu, yang akhirnya menjadi orang kepercayaannya, Yunus AS menempuh perjalalan kembali ke Niniveh. Di sana ia menemukan raja dan para penduduk kini telah terbuka hati mereka terhadap ajarannya. Ia mengajarkan mereka untuk beribadah dan memperkenalkan mereka tentang Hukum Allah SWT. Mereka membangun masjid-masjid (rumah-rumah tempat bersujud kepada Allah) di mana berhala-berhala dulunya berada, dan mereka menyembah Tuhan Yang Mahaesa yang telah menciptakan mereka dan mengampuni mereka.

Yunus AS menikah dan mempunyai anak-anak. Ia adalah salah satu dari dua orang nabi yang mendapat kebahagiaan melihat kaumnya berubah menjadi orang-orang yang beriman. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang satunya. Yunus AS wafat dan dimakamkan di tempat di mana ia hidup.

Kelihatannya aneh bahwa Yunus AS yang merupakan seorang nabi beberapa kali melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Tuhannya. Dikatakan bahwa dengan Kehendak Allah SWT, setiap nabi paling sedikit pernah membuat satu kesalahan sepanjang hidupnya, kecuali nabi terakhir, Muhammad Mustafa SAW, yang diciptakan sebagai satu-satunya manusia yang sempurna.

Semoga Allah SWT memberkati Yunus AS dan memberinya kedamaian.

Sumber:
My Little Lore of Light (Hajjah Amina Adil, Editor Karima Sperling)

(Terusan posting dari Bapak AbdurRauf, Jakarta Pusat)


---------------------------------


PH PRO
Publi

Kaya Akan Hati

Seorang janda tua pernah mengundang salah satu Ustadz untuk selamatan di rumahnya. Perempuan yang sudah nenek-nenek itu saya tahu mata pencahariannya hanya berdagang kue keliling kampung yang hasilnya tidak seberapa. Ia hidup sendirian di Jakarta, tanpa sanak keluarga. Dan ia tinggal di emperan rumah oang lain atas kebaikan hati si tuan rumah. Hari itu, selepas salat Jum'at ia ingin mengadakan syukuran.Saya pun segera datang tepat pada waktunya. Tidak berapa lama kemudian datang pula ketua RT, imam masjid, dan seorang merbotnya. Disusul dengan kehadiran si tuan rumah yang selama bertahun-tahun memberikan emperan rumahnya untuk ditempati.

Sudah setengah jam ustadz menunggu yang lainnya tidak ada yang datang lagi. Jadi ustadz tersebut tanya, "Masih ada yang ditunggu Nek?"Nenek itu menggeleng, "Tidak ada, Ustaz. Yang saya undang hanya lima orang, termasuk Ustaz. Maklum, tempatnya sempit."

Ustadz tersentuh. Orang kecil ini masih juga ingin mengadakan syukuran kepada Allah dalam ketidakberdayaannya, sementara banyak orang lain yang rumahnya besar-besar tidak pernah diinjak tetangganya untuk selamatan."Apa tujuan syukuran ini, Nek?" saya bertanya pula." Begini, Ustaz," jawab si nenek. "Saya bersyukur kepada Allah karena sejak bulan depan saya bisa mengontrak kamar ini, sebulan tiga ribu rupiah. Tadinya tuan rumah menolak, tidak mau menerima uang saya. Tapi akhirnya ia tidak keberatan, sehingga utang budi saya tidak terlalu berat."

Masya Allah. Alangkah mulianya hati nenek itu. Ia yang sebetulnya masih perlu disedekahi, tidak mau membebani orang lain tanpa imbalan. Dan alangkah mulianya pula si tuan rumah yang tidak mau mengecewakan hati seoang nenek yang ingin terbebas dari perasaan bergantung pada orang lain.

Sumber : Milist...

Meluruskan Niat

Alkisah seorang Guru yang mempunyai beberapa Murid dengan bermacam latar belakang, ada yang mantan Preman, seorang Akademisi, seorang Politisi, seorang Pengusaha, & seorang Santri . Kelima orang tersebut mempunyai tujuan yang sama, yakni ingin mencari Tuhan, mereka mempunyai keinginan yang sama meskipun latar belakangnya sama sekali berbeda. Tak terkecuali si Santri yang sebenarnya sudah tamat baca Al Quran berkali kali tetapi masih merasakan kekeringan jiwanya.

Suatu hari kelima murid tersebut mendatangi sang guru secara bersamaan, mereka menginginkan suatu amalan ataupun cara untuk mengenal Allah. Singkat cerita sang guru memberikan amalan kepada kelima murid tersebut dengan amalan yang berbeda-beda, ada yang Qulhu, Ayat Kursi, Al Fateha dsb, yang masing masing harus dilakukan setelah sholat lima waktu dan sholat tengah malam selama 40 hari.

Empat puluh hari pun berlalu, kelima murid kembali mendatangi sang guru untuk memberi kabar perkembangan spiritual mereka.

Sang Guru bertanya : "Wahai murid muridku, bisakah kalian menceritakan pengalaman yang kalian dapatkan setelah empat puluh hari ?"
Murid 1, dengan bangganya dia berkata : "Saya telah menemukan Tuhan, sekarang saya bisa menyembuhkan orang sakit, saya bisa mengobati orang hanya dengan segelas air".
Murid 2, juga tak mau kalah berkata : "Saya telah mengenal Tuhan, saat ini saya bisa melihat sesuatu yang akan terjadi (tahu sebelum kejadian)".
Murid 3, dengan tangkasnya juga menceritakan : "Saat berdzikir, tubuh saya bisa melayang layang, saya bisa pergi ke mana mana untuk melihat suatu tempat tanpa berpindah dari tempat duduk".
Murid 4 : "Usaha saya mengalami kemajuan pesat, order berdatangan, sampai harus menolak nolak order, rezeki saya berlimpah limpah".
Murid 5 : "Saya merasakan kebahagiaan yang sangat, kenikmatan, keheningan, adem ayem, tentram, mantheng….seakan-akan nggak mau ngapa-ngapain lagi…"
Mendengar penuturan murid muridnya sang Guru bertanya : "Apakah kalian sudah merasa mengenal Tuhan?"
Murid muridnya serentak menjawab : "…… Ya…!! Kami telah mengenalNya…".
Dengan sedikit menggoda Sang Guru pun kembali bertanya : "Jika suatu saat apa yang kalian semua alami itu tidak terjadi atau sebaliknya bagaimana ? Apakah kalian masih tetap merasa mengenal Tuhan ?"
Murid : "…!@#$$%%^^&&&***()!!!???????^%$^^^" ( mereka semua tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru yang tidak disangka sangka itu, diam-diam ada rasa ketakutan kalau nggak bisa menyembuhkan orang lagi, nggak bisa melayang-layang lagi, rezekinya berkurang, dsb )
Dengan bijaksana sang guru memberi wejangan : "Tuhan itu seperti sangkaan hambanya, jika kalian merasa mengenal Tuhan sebatas yang kalian alami/rasakan saja maka Tuhan kalian hanya sebatas itu. Tetapi jika kalian memperluas sangkaan, maka akan lebih luas/besar lagi yang kalian dapatkan".
Sambil terbengong bengong sang murid memberanikan diri bertanya : "Maksud Guru bagaimana ?".
Sang Guru berkata : "Mulai saat ini, tinggalkan/letakkan pengalaman semua itu……" (murid muridnya semakin bingung, mereka berkata dalam hati, guru ini bagaimana sih, kita yang sudah mulai menemukan Tuhan & merasa enak kok malah disuruh berhenti / meletakkan semua itu.). "Kalian kembalilah ke sini bulan depan, gantilah dzikir yang telah kuberikan dahulu dengan menyebut Allah…Allah… Allah…amalkan apa yang telah kuberikan tetapi dengan satu syarat, sekali lagi tinggalkan pengalaman pengalaman kalian 40 hari kemarin".

Satu bulan pun telah berlalu, sang Guru kembali berkumpul dengan murid muridnya, seperti biasa sang guru memulai pembicaraan dengan menanyakan : Apa yang kalian dapatkan setelah satu bulan ?
Kali ini jawaban mereka tidak seheroik jawaban bulan kemarin, Sang Murid menjawab dengan rasa Tawadu'
Murid 1 menjawab : SUBHANALLAH….
Murid 2 menjawab : ALHAMDULILLAH
Murid 3 menjawab : ALLAHU AKBAR
Murid 4 menjawab : LAA ILA HA ILLALLAH
Murid 5 menjawab : LAA HAULA WALLA QUWATTA

HANYA SESINGKAT ITUKAH JAWABAN MEREKA ….????????
Sang Guru pun tersenyum mendengar jawaban murid muridnya karena dia telah berhasil menemani/menghantarkan murid-muridnya untuk menemui Tuhannya yang tidak dapat diwakili dengan Kata Kata, Kondisi ataupun Rasa. Karena mereka telah menemukan sumber kehidupan yang sama, tanpa mereka mengutarakan satu sama lain tetapi mereka sudah saling memahami. Mereka telah menjadi saksi.

Sumber : Milist ...

Hari Terbaik

"Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka
dibuatnya paham terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia,
dan dibuatnya menyadari aib-aibnya sendiri.
Ya Allah jadikan hari pertemuanku dengan Mu sebagai Hari terbaikku."
- Kang Din Muhammad Salahuddin al-Bandungi al-Hafizh Qur'an -

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiim

Alhamdulillah, Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk senantiasa memberi petunjuk kepada kita melalui tanda-tanda kelahiran, pergerakan, pertumbuhan, perkembangan dan kematian di alam semesta, melalui sejarah perjalanan hidup dan peradaban manusia, melalui lisan para nabi, melalui kitab-kitab suci, dan melalui hati kita dalam setiap waktu. Karena DIA lah Yang Maha Pemberi Petunjuk di setiap saat dan di mana pun kita berada.

Namun belum semua dari hamba-hamba-Nya yang beriman dan saleh/ah dapat 'mendengar' dan 'membaca' nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringatan-Nya yang turun melalui kalbunya masing-masing. Shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun {QS 2:118}

Bahkan ada sebagian yang tertutup hatinya, jangankan untuk mendengar dan membaca, untuk menerima nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringatan-Nya saja hati mereka tidak dapat menerimanya. Hati mereka masih tertutup, belum terbuka. Waqaaluu quluubunaa ghulfun bal la'anahumullaahu bikufrihim faqaliilan maa yu'minuun {QS 2:88}

Nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringatan-Nya yang turun melalui kalbu itu bukanlah wahyu seperti yang diterima para Nabi melainkan sebatas ilham-ilham baik dan suci. Ilham-ilham yang mencerahkan batin dan pikiran. Afalam yasiiruu fil-ardhi fatakuuna lahum quluubun ya'qiluuna bihaa aw aatsaanun yasma'uuna bihaa fa-innahaa laa ta'mal-abshaaru walaakin ta'malquluubullatii fish-shuduur {QS 22:46}

Ilham-ilham baik dan suci turun kepada hamba-hamba-Nya yang telah terbuka hatinya karena beriman dan terus berusaha untuk mendekatkan diri (qaraba) mereka kepada-Nya, melalui amal-amal saleh pribadi maupun sosial yang diamalkan dengan tulus dan terus menerus. Qul atuhaajjuunanaa fillaahi wahuwa rabbunaa warabbukum walanaa a'maalunaa walakum a'maalukum wanahnu lahu mukhlishuun {QS 2:139}

Semakin bersih hati seseorang dari niat tidak baik, dari keinginan-keinginan rendah hawa nafsu, dari rasa ujub, maupun dari perasaan merasa paling benar dan perasaan lebih baik dari orang lain maka semakin peka-lah ia secara spiritual untuk mendengar bisikan-bisikan halus dan melihat visi-visi ilham yang baik, suci dan mencerahkan itu. Wamaa anta bihaadil 'umyi 'an dhalaalatihim in tusmi'u illaa man yu'minu bi-aayaatinaa fahum muslimuun {QS 30:53}

Saat turunnya bisikan-bisikan dan visi-visi ilham yang baik, suci dan mencerahkan itu kadang disertai hembusan hawa lembut sepoi-sepoi lega menyejukkan terasa dalam dada. Kilasan-kilasan visi hikmah baik dari 'masa lalu', 'sekarang' maupun 'masa datang' dapat terlihat secara spiritual di 'sekitar' depan dahi di tengah-tengah antara kedua alis mata para hamba-Nya yang saleh/ah sekaligus peka secara spiritual. Kepekaan spiritual mereka berkembang seiring dengan derajat ketulusan mereka dalam beramal saleh lillaahi ta'aalaa. Afara-ayta mani ittakhadza ilaahahu hawaahu wa-adhallahullaahu 'alaa 'ilmin wakhatama 'alaa sam'ihi waqalbihi waja'ala 'alaa basharihi ghisyaawatan faman yahdiihi min ba'dillaahi afalaa tadzakkaruun {QS 45:23}

Bisikan-bisikan dan visi-visi ilham suci itu tidak membuat bagi yang menerima, mendengar dan melihatnya menjadi ujub tapi membuat diri mereka lebih tawakkal (berserah diri) dan tawadhu' (rendah hati). Mengapa? Karena bisikan-bisikan dan visi-visi ilahiah tersebut membuat bagi mereka yang menerima, mendengar dan melihatnya itu lebih paham terhadap agama, lebih zuhud terhadap dunia, dan menyadari aib-aib mereka sendiri. Sehingga membuat mereka semakin 'insyaf dan semakin memacu mereka untuk terus memperbaiki diri dengan berkata-kata yang baik dan berbuat hal-hal yang bermanfaat dunya-akhirat untuk diri mereka dan orang lain. Alam tara ilaalladziina yuzakkuuna anfusahum balillaahu yuzakkii man yasyaau walaa yuzhlamuuna fatiilaa {QS 4:49}

Benarlah apa yang disampaikan secara tersirat oleh Saudara sebayaku Kang DIN:
"Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka dibuatnya paham terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia, dan dibuatnya menyadari aib-aibnya sendiri." Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal-wahhaab {QS 3:8}

Ya Allah tambahkan Hidayah-Mu kepada kami, tambahkan Cinta Kasih Persaudaraan di antara kami dan jadikan pertemuan kami dengan Mu sebagai Hari Terbaik kami. Amien.

yos

(Terusan posting dari mas 'Yos' Wiyoso Hadi, Penulis Catatan Harian Membuka Hati)


--------------------------------------------------------------------------------


PH PRO
Publikasi & EO

Mencintai tanpa SYARAT ( True Story)

Based on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu ,semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.........bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak ·dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka." Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah......tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit." Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"....

Sumber Milis ...

Kenali Dirimu

A'udzuu biLlaahi minasy-syaithonir rajiim
BismiLlaahir-Rahmaanir-Rahiim

Jangan coba untuk membuka pikiran seseorang (dalam hal-hal Ruhaniah)
sebelum engkau sentuh jiwanya

Jangan coba untuk menyentuh jiwa seseorang
sebelum engkau buka mata hatinya yang tertutup

Dan jangan coba untuk membuka mata hati seseorang yang tertutup
sebelum khazanah maha-berhargamu yang tersembunyi (dalam dirimu) terbuka

Kenalilah dirimu
Temukanlah Realitas hakiki Hakikatmu
Temuilah DIA
sebelum menunjuk arah jalan (ruhaniah) kepada yang lain

Kata-kata abadi yang sesungguh-sungguhnya penuh barokah
berasal dari hati-hati (kalbu-kalbu) yang bersih
Bersihkanlah niatmu sebelum berkata dan bertindak

Sang jiwa bisa belajar dari keheningan kalbu
Keheningan kalbu mencerminkan sang Jiwa

Katakanlah hal ini melalui amal-amal saleh:
"Saya mencintai (kalian) semua yang mencintai saya karena Allah"

Semoga Allah mengampuni saya dan mencurahkan barokah kepada Anda.

Excerpted from the words of Wiyoso Hadi,
Author of "Catatan Harian Membuka Hati"
(Journal of Opening the Spiritual Heart)

[Forwarded post from Bung Kahlil]


--------------------------------------------------------------------------------


PH PRO
Publication & EO

Keindahan itu indah

Oleh Tsabita Adzimatillah

Hidup adalah sebuah anugrah terindah di atas dunia. Disebabkan karena hidup maka ada kehidupan, pun bermula dari kehidupan maka kematian adalah suatu yang niscaya. Namun demikian kematian bukanlah sesuatu yang dapat merenggut arti sebuah geliat kehidupan. Kematian sendiri adalah sebuah keindahan manakala kita dapat memaknainya sebagai anugrah. Karena setiap yang berjiwa takkan pernah bisa lari dari kematian. Allah berfirman, "Walan yuakh khirallahu idza jaa a ajaluha" yang artinya "dan Allah tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah tiba ajalnya" (Qs Al-Munafiqun:11).

Adalah lumrah, wajar, jika kita menangis tiap kali menghadapi sebuah kematian, apalagi jika yang terjadi adalah kematian orang-orang yang kita cinta seperti, ayah, ibu, suami dan anak. Tapi kematian orang-orang tercinta dapat menjadi sebuah pencerahan manakala dimaknai dengan sebuah keimanan, iman terhadap Qodarullah. Takdir yang sudah Allah tuliskan buat setiap jiwa saat dilahirkan. Terlebih bila mereka meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.

Dalam 38 tahun perjalanan hidupku, aku menghadapi semua kematian orang-orang kucintai. Tahun 1993 aku kehilangan ayahku, tahun 2003 ibuku wafat. Sejak itu aku hidup bersama 7 orang adiku. Kehidupan kami tidak lah sulit meski juga tidak mudah. Apalagi kami hidup dijakarta, bahu membahu kami berusaha lalui kehidupan dengan segala konsekwensi dan kompleksitasnya.
Seiring waktu berlalu, aku menikah 18 April 2004 dengan seorang laki-laki yang baik yang Allah takdirkan jadi suamiku. Dia laki-laki terbaik yang Allah berikan untukku. Cintanya membuat hidupku jadi lebih banyak berarti. Dia memberiku nafas kedua dalam banyak hal, memberi dorongan dan semangat dalam banyak hal, termasuk menulis sebagai hobbyku dan sebagai akupunturis yang kini kutekuni sbg pekerjaanku. Terlebih dari itu dia adalah guru terbaik buatku dalam memahami Islam sebagai jalan kehidupanku. Dimataku dia luar biasa di balik segala kekurangannya, di balik ringkih tubuhnya dan penyakit yang menderanya. Hidupku penuh kebahagiaan bersamanya, sampai maut memisahkan kami. Dia meninggal pada 18januari 2008 karena penyakit bocor jantung yang dideritanya sejak lahir.

Sejak itu aku merasa kesendirian yang menghempaskanku pada ketakberdayaan, kalaulah tidak karena kuingat ayat-ayat cinta dalam Al-Qur'an, maka aku akan kian terpuruk dalam duka. Perlahan aku coba maknai kematian suamiku sebagai sebuah kesembuhan buatnya dari penyakit yang dideritanya, dan harusnya aku bahagia karena dia lepas dari deritanya.
Aku belajar melalui hidup sendirian. Kusibukan diri dengan klinik ku yang dibangun oleh almarhum suamiku untukku, klinik itu diberinya nama Harmony Rumah Sehat Holistic. Setiap hari aku berkutat dengan pasien-pasienku hingga waktu berlalu dengan tak terasa.

Melihat kesendirianku apalagi jauh dari keluargaku, aku tinggal di kota kecil di solo sementara adik-adikku di jakarta, keluarga dan saudara juga sahabat-sahabatku ikut prihatin. Hingga mereka berusaha mengenalkanku dengan seseorang untuk jadi pendamping hidupku. Setelah melalui proses perkenalan, aku menikah ke 2 kalinya dengan laki-laki yang usianya 14 tahun lebih tua dariku. Mulanya kuharap pernikahanku akan semanis pernikahanku pertama. Tapi ternyata jauh panggang dari api.

Aku dan bahkan sahabat yang menjodohkanku dengannya tidak pernah menyangka kalau suamiku punya kebiasaan bercinta dengan perempuan lain, sampai akhirnya aku memergokinya bercinta dengan seseorang di sebuah hotel. Belum lagi suamiku ke 2 ternyata di balik kelembutan dan kata-kata manisnya berlaku sangat kasar padaku, aku kerap dipukulnya, hanya karena masalah sepele, seperti meletakkan handphone tidak pada tempatnya. Terakhir puncak kesabaranku habis, ketika dia menendangku dan aku terjerembab di kaki tempat tidur, meyebabkan aku pendarahan hebat, padahal saat itu sedang hamil 2 bulan, aku nyaris keguguran. Karena peristiwa itu, aku menggugat cerai, tapi dia semakin marah dan kalap. kuputuskan sementara meninggalkan Solo dan tinggal dengan ibu mertua dari almarhum suamiku pertama yang mengasihiku seperti anak kandungnya. Beliau tinggal di salah satu kecamatan di kabupaten cilacap.

Selama dalam masa hijrahku kerumah mertuaku, adikku memproses perceraianku dengan suamiku. Mulanya dia menolak menceraikanku, tapi adik-adiku terus menekannya. Kalau akhirnya dia menceraikanku, dia memberi syarat tidak akan bertanggung jawab secara financial atas janin dalam rahimku. Buatku hal itu bukan sebuah masalah besar, aku masih bisa menafkahi diriku dan janinku. Akhirnya kami resmi bercerai pada 8 februari 2007.

Kembali aku menjalani kehidupan sebagai seorang janda, bedanya kini ada janin dalam rahimku, yang harus kujaga dan kurawat dalam keadaan hatiku yang tidak stabil. Meski aku membenci ayah dari janinku, tapi aku mencintai janinku. Kulalui hari-hari dengan sering mengajak janinku bercakap-cakap, membacakan alqur'an bersamanya, menyanyi untuknya dan banyak hal lain yang membuatku bisa melupakan kesedihan dan luka hatiku.

Bulan demi bulan berlalu. Pada tanggal 7Mei aku merasakan kontraksi pada rahimku, kutunggu sampai bukaan menjadi purna, tapu sampai sepekan kemudian, bukaan tanda persalinan belum juga bertambah, dokter bulang baru bukaan 2. Karena kondisiku yang lemah setelah 1pekan berlalu, pada 15 mei 2007 pk 20.00, dokter kandungan memutuskan aku harus menjalani operasi cesar. Dalam kesadaranli yang perlahan menurun karena pengaruh anestesi, aku mendengar tangis anaku, laki-laki, sangat keras. Mataku basah, hatiku basah, dalam hati kukatakan padanya "selamat datang didunia anakku sayang, ummi mencintaimu." Aku baru meraih kesadaranku pk 23.30, ketika dokter mengatakan ternyata anakku mengalami Hipoglikemi, kadar gula darahnya cuma 5mg/dl dari normal 80mg/dl. Dalam usia 3 jam anakku harus diinfus glucosa.

Kehadiran putraku membuat hidupku lebih bercahaya, lelahku setelah berkutat dengan pasien sirna, saat memandang senyumnya, cahaya matanya, belum lagi kelucuan tingkahnya. Anaku tumbuh menjadi anaklaki-laki yang tidak cengeng, tidak rewel, sangat mudah mengurusnya, inilah sisi kemudahan yang Allah beri buatku sebagai orang tua tunggal untuknya.
Tak terasa usianya 8 bulan sudah. dia mulai duduk, merangkak, dan belajar berjalan dengan baby walker. Celotehnya mulai ramai menghiasi rumah dan kehidupanku. Tawanya membuat hari-hariku merona bahagia. Aku suka menggelitik perutnya dengan ciumanku dan itu membuatnya tertawa-tawa kegelian, berteriak-teriak menggemaskan. Apapun bersamanya, semua terasa indah.
(hari ni kututup tulisan sampai di sini karena aku harus berhenti menulis, perutku lapar )

Kebersamaan yang indah dengan putraku tercinta ternyata hanya berlangsung sekejap. Hari-hari manis bersamanya harus pupus. 21 januari 2008, mendadak anakku sakit muntaber pada pukul 16.00. Segala cara medis yang kutahu kuupayakan untuk kesembuhannya. Di bawah pengawasan seorang dokter, di sebuah RS. Pukul 4 dinihari dia mulai panas dan kejang-kejang sampai akhirnya koma di ruang ICU, hatiku perih, melihat keadaan putraku, berbagai selang tertancap ditubuh mungilnya. Mulai selang infus sampai ventilator. Kisaran oksigen ditubuhnya menurun sampai di bawah 50 dari kisaran normal harusnya 90-100. Detak jantungnya begitu cepat, terikan nafasnya memburu berpacu dengan waktu, kulit mulus tubuhnya jadi merah membiru pertanda hipoxy, kekurangan oksigen.

Aku tergugu di sampingnya, menangis. Tapi segera kusadar, anakku tidak butuh tangisku, dia lebih butuh semangat dariku. Perlahan kubisikan di telinganya, "Sayang, ummi tau kamu anak ummi yang kuat, ayo dek, kita sama-sama berjuang agar adek sembuh, kita bantu para perawat dan dokter dengan do'a kita ya nak, adek berdoa dengan cara adek, ummi juga berdo'a, semangat ya sayang...ayoo nak semangat....ayo cinta, ayo tarik nafas panjang biar oksigenmu sampai 100, ummi tau anak ummi ini pinter, kuat dan hebat"
"Ayo sayang kita melantun dzikir, Allahumasyfii nak...adek ingat, adek pernah berjuang waktu adek baru lahir, adek bisa dengan izin Allah meraih kondisi terbaik untuk glukosamu, ayo sayang...ummi yakin ade pejuang hebat, mujahid ummi yang tangguh, ayo sayang...dalam darahmu ada darah ummi, maka kamu juga harus kuat ya nak...karena ummi juga berusaha jadi ibu yang tangguh buatmu..ayo sayang terus..terus..terus hirup oksugen sebanyak-banyaknya nak biar adek sehat bisa bercanda lagi sama ummi."

Menit demi menit berlalu, aku tak meninggalkkannya sedetikpun kecuali untuk sholat dan sekedar mengisi perutku dengan makanan karena aku butuh tenaga dan fisik yang sehat buat menjaga putraku. Pun makan kulakukan di sisinya.
Dengan sepenuh cintaku padanya aku berharap dalam do'aku agar Allah memberikan yang terbaik untuk kami. Aku masih terus membisikkan semangat cinta, dzikir cinta, kata-kata cinta untuknya, ketika perlahan dan perlahan oksigennya mencapai angka 90-100. Perawat bilang ini keajaiban. Dan Subhanallaha...pukul 21.00, 22 Januari 2208, anakku sadar, dia menolehkan kepalanya dan tersenyum padaku..."alhamdulillah anak ummi sudah bangun, jazakallah ya nak, adek sudah berjuang untuk bisa senyum lagi untuk ummi."
Kucium dan kubelai sayang putraku, dia tersenyum kian lebar dan berkata lirih, "mi...."
"Ya sayang, ummi di sini, adek istirahat ya nak, bobo lagi kalo ade ngantuk, ummi di sini menjagamu sayang...."

Kulantun dzikir dan doa sambil membelainya dengan cinta, dia tertidur sambil tersenyum. Tanpa kusadari, karena lelah, aku pun tertidur sambil duduk disisinya dan kepalaku rebah di sisi wajahnya.
Tiba-tiba kurasakan jilbabku ditarik-tarik, aku terbangun, ternyata anakku menarik-narik jilbabku dan tersenyum.
"Apa sayang? Maaf ummi tertidur, adek mau ngobrol lagi sama ummi?"
Anakku tersenyum manis, sangat manis...tapi tiba-tiba dia kejang...aku panik, dilayar monitor kubaca oksigennya drop..ya Allah...apa yang terjadi...? Baru saja dia sadar dan sekarang kembali kejang, aku panik dan berteriak...' susteeeerrrrrrr...tooloong...!!!."

Dalam sekejap perawat dan dokter berlarian menghampiri anakku. Mereka mengupayakan agar oksigennya kembali normal. Darahnya diambil lagi...ya Allah, air mataku menderas sambil terus berucap, "sayang..ayo nak..berjuang lagi, ayo dek, kamu pasti bisa, sayang...ummi mencintaimu nak, jangan menyerah nak..ayo sayang terus berjuang..."
Doa dan dzikir tak putus dari bibir dan hatiku. detik demi detik berlalu dalam kecemasan, sementara dokter dan para perawat terus berusaha menolong anakku.

Saat kularut dalam dzikir dan menyemangati anakku, dokter berkata, "bu, sudah ya diikhlaskan, putranya sudah pergi dengan tenang."
Mataku terbelalak menatap anakku, serasa tak percaya pada perkataan dokter, kocoba meyakinkan diriku... ya Allah akhirnya Kau ambil juga dia dariku. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
Tubuhku lemas, lunglai, aku semaput di pelukan adikku yang datang menemani saat anakku kritis menjelang ajalnya 30 menit yang lalu. Kulihat waktu menunjukkan pk 21.30, 22 Januari 2008.

Dalam beberapa saat aku menangis, dia satu-satunya anakku akhirnyaharus pergi juga. Aku coba meraih kekuatan dengan memeluk jasadnya. Aku mencoba menguatkan diri dengan menciumi tubuhnya dan subhanallah...kucium harum tubuhnya, sangat harum sekali...bahkan 3 orang adik yang menemaniku mencium harum yang sama, harum khas yang hanya bisa ditimbulkan karena kesyahidan.

Perlahan tapi cukup bisa didengar beberapa sahabat yang saat itu langsung datang mendengar anakku meninggal, salah seorang adikku berkata, "Rosuullohbersabda, "man mata fil bathni fahuwa syahidun, dan orang yang meninggal karena sakit perut dia syahid" dan aku bersaksi saat ini aku mencium harum tubuh syahidnya keponakanku karena diare yang dideritanya."
Dalam kesedihan aku mengaminkan ucapannya. Diare memang pemicu yang menyebabkan glucosanya drop sampai 13mg/dl dan oksigennya turun drastis. Kekuatanku kembali, meski masih menangis aku sanggup menggendong jasad anakku sampai pulang ke rumah bahkan ketika keesokan paginya aku sanggup memangku jasad anakku ketika dimandikan.

Setelah pemakaman lewat 2 hari, rumahku kembali sepi, sanak saudaraku kembali ke rumah mereka masing-masing. Aku larut dalam dukaku tiap kali memandang foto anakku, aku menangis dan menangis, sampai adikku berinisiatif menyimpan sementara semua foto, mainan, benda-benda dan pakaian anakku di rumah salah seorang saudaraku.
Aku mencoba mengatasi duka dengan menenggelamkan diri di perpustakaan pribadiku. Larut dalam buku-buku bacaan. Kucoba mencari hikmah dari kematian anakku. Lembar demi lembar halaman, buku demi buku kubaca hingga sering aku tertidur bertumpukan buku-buku yang kubaca.
Dua pekan berlalu, aku terus mencari dan mencari hikmah agar dapat melebur dukaku menjadi selarik bahagia, untuk menepis tangisku agas menjelma seulas senyum di bibir dan hatiku. Saat mataku teramat sangat lelah akibat kupaksakan mengakomodasi bacaan, saat letih mendera tubuh setelah berhari-hari berkutat dengan buku-buku kutemui sebaris kata yang.....pllllaaassshhhhh.....memecah dukaku, menepis tangis menjadi syukur. kalimat itu adalah "Sesungguhnya bila seorang ibu mendapatkan kematian putranya, lalu ia mengucapkan hamdalah dan istirja, maka Allah akan membangunkan Baitul-Hamd baginyadi surga" (HR: Tirmidzi dan Ahmad)

Subhanallah...masya allah...betapa Allah sayang padaku. Aku belum lagi berbuat kebaikan yang banyak, tapi Allah menganugrahkan padaku janji yang pasti, SURGA...siapa yang tak hendak menuju dan mendiaminya?
Aku bangkit dari dukaku, kuhapus airmataku dan kutekadkan buat menghadapi hari-hari ke depan yang kutahu masih teramat panjang. Allah telah mengambil putraku, tapi digantikan dengan surga untukku. Ya Rahman...betapa maha kasih Engkau...telah kau siapkan surga untukku, dan telah kau siapkan putraku untuk menjemputku di pintu surgamu...maka adalah tugasku membuka pintu surgamu dengan perbuatan baik yang akan memberiku kemudahan-kemudahan untuk menujunya.

Aku mulai menata hari-hariku, hidupku, mengoperasionalkan lagi klinik yang kututup selama 2 pekan. Meski kadang masih luruh air mata karena rinduku pada anakku, tapi airmata justru jadi pelecut asa dalam tangis rinduku.
Satu pekan sudah aku berkutat lagi dengan klinik dan aneka pasien yang datang padaku. Lagi dan lagi Allah tak pernah biarkan diriku untuk diam tanpa "membaca." Dikirimkannya padaku pasien-pasien cilik, bayi-bayi dan anak-anak dengan beragam penyakit. Betapa mereka menderita berbilang bulan dan tahun dalam penyakit mereka. Betapa orang tua mereka mengalami mas-masa sulit dan ujian kesabaran menghadapi sakit anak-anak mereka.Betapa mereka belum lagi tahu kesudahan dari penyakit anak-anak mereka...ooo ya Rahim....betapa aku layak bersyukur, anakku tak lama dalam derita sakitnya, betapa aku harus bersyukur tak payah ujianku dalam sakit anakku, betapa aku harus sangat bersyukur dengan kesudahan yang baik dari sakitnya anakku dan betapa..ya Robb...kau beri imbalan dengan janji surgamu atas musibah yang kuhadapi.

Belum lagi aku selesai "membaca" ayat-ayat kauniyahNya, seorang ukhti datang padaku dengan tausyiahnya "Kita telah menjual diri kita kepada Allah, dihadapan kita tidak ada pilihan lain kecuali menyerahkan apa yang telah kita jual kepada yang membelinya. Dan ketika pembeli telah menerima apa yang dibelinya maka dia berhak melakukan apa saja atas apa yang dibelinya, bisa dia memelihara ataupun membunuhnya, bisa memakaikan pakaian terindah atau membuatnya telanjang. Layakkah kita marah jika seseorang membeli seekor kambing dari kita lalu dia menyembelih kambing yang dibelinya? Pantaskah kita gundah karenanya? Sesungguhnya Allah telah membeli jiwamu dari dirimu, dan engkau berusaha menyerahkan barang yang sudah dibeli dan menerima harga yang sangat pantas, dan janganlah menyerahkan barang dagangan yang ada aibnya, sedang engkau ingin menerima harga secara utuh, Dia lah yang berkuasa atas dirimu dan bukan dirimu sendiri."
Aku tersungkur dalam sujud dann tangis syukurku. Ketika annakku lahir dalam segala kesulitan yang kualami aku telah meniatkan dan melisankan "Ya Allah, alhamdulillah atas anugrah anak laki-laki dalam hidupku, saksikan ya Robb, aku menjual anakku di jalanMu, jadikan dia anak yang sholeh, tumbuh kembangkanlah dia dengan sehat, jadikan dia mujahid penegak din MU dimuka bumi, syahidkan dia diakhir hidupnya, karena kujual dia padaMU seharga surgaMu"

Aku kian disadarkan bahwa Allah tak pernah salah dalam setiap kehendaknya, Dia telah membeli jiwa anakku dengan harga yang kuminta. Fabbi ayyi a'lla i robbikuma tukadzibaaan...maka nikmat Robb mu yang mana yang bisa kau dustakan?Masya Allah...
Senyum kian rekah di bibirku. Pelangi kian rona di jiwaku. aku menapaki hari-hari hingga saat aku menuliskan semua ini dengan sebuah kesyukuran yang amat sangat. Duka telah mengajarkan padaku banyak hal. Duka telah menjadi sekolah buatku belajar lebih baik dengan guru yang maha baik, maha segalanya...Allah, Ar Rahman, A Rahim...Dia lah guru terbaik dalam kehidupanku.

Lihat..bukankah kesedihan itu indah, manakala kita mampu menyingkap lapis demi lapis hikmah yang tersembunyidi dalamnya. Meski demikian kita harus berjuang utnuk mendapatkan keindahan di balik setiap kesedihan. Meski kita harus berjuang untuk mengalahkan pikiran negatif dari cupet dan sempitnya akal dan nafsu kita yang seringkali membujuk kita untuk lunglai, layu, terpuruk dalam kesedihan.

Kesedihan itu indah, karena Allah Maha Indah dalam setiap kehendakNya.
(Rampung kutulis, 24 Februari 2008, pk 11.43, dengan segala persembahan cinta buat Robbku dan anakku Daffa Rifqy Rizqurrahman, "tunggu ummi di pintu jannah ya nak...")

Miskin & Kaya

Orang kaya dan miskin ternyata sama-sama sedang dipercaya oleh ALLAH untuk mengemban peran yang dijalani. Orang kaya dipercaya ALLAH untuk memegang amanah dengan hartanya. Orang miskin dipercaya ALLAH untuk memegang amanah menjadi miskin. Untuk memegang amanah menjadi miskin ALLAH
menyiapkan tubuhnya lebih kuat dari pada pemegang amanah kaya, karena dia harus kuat berjalan, kuat berhimpitan dikendaraan umum, kuat makan sedikit dan mentalnya harus kuat ketika mendapat tekanan sosial dan ekonomi. Orang kaya tidak akan sanggup untuk bekerja diterik matahari seperti kuli-kuli bangunan, karena tubuhnya tidak dipersiapkan oleh ALLAH. Orang Kaya inginnya bekerja ditempat yang ber AC nan sejuk. Itulah mengapa Rasulullah menganjurkan kita mengasihi orang miskin, karena begitu beratnya menjadi orang miskin..

Demikian juga Allah didalam Alquran sering disebut orang miskin. Diantaranya:

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.(QS 51:19)

Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. (QS 69:34)

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 24:22)

Disinilah terbukti ALLAH begitu memperhatikan orang miskin. Untuk itu sang kaya dipercaya ALLAH untuk memberikan sedekah kepada sang miskin. Membantu meringankan beban penderitaannya agar tidak sampai putus asa.

ALLAH pun memberikan solusi untuk kedua peran ini dengan SABAR dan SYUKUR. Sang miskin bersabar dengan kemiskinannya dan sang kaya bersyukur dengan kekayaannya. Agar tidak melekat dengan kemiskinan dan kekayaan. Karena ini hanya peran dan ketika menghadapNYA kelak semua akan ditinggalkan.

Miskin dan kaya adalah soal materi yang diamanahkan kepada seorang manusia, bukan menjadi standar kebahagiaan hidup, jikapun dia mendapatkan kebahagiaan dengan hartanya, itu adalah kebahagian semu karena kebahagian yang hakiki adalah BERSAMA ALLAH.

Namun demikian ketika mendapatkan peran menjadi orang miskin, seorang hamba harus bisa bersikap menerima dan tidak mengeluh. Innamal usri yusro, sesudah kesulitan/kemiskinan ada kemudahan/kekayaan. Merendahkan
diri dihadapan ALLAH mengharapkan ALLAH berkenan merubah peran menjadi orang kaya, agar bisa tahu bagaimana rasanya orang yang bersedekah. Hu Allahu a'lamu.

Sang Pejalan,
Abu Raukhi

Ayat Tasybih

Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan Muhadditsin selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat masa kini, mereka selalu mencoba menusuk kepada jantung tauhid yang sedikit saja salah memahami maka akan terjatuh dalam jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai tangan, wajah dll yang hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat-ayat dan hadits tersebut.

Sebagaimana makna Istiwa, yg sebagian kaum muslimin sesat sangat gemar membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di Arsy, dengan menafsirkan kalimat ”ISTIWA” dengan makna ”BERSEMAYAM atau ADA DI SUATU TEMPAT” , entah darimana pula mereka menemukan makna kalimat Istawa adalah semayam, padahal tak mungkin kita katakan bahwa Allah itu bersemayam disuatu tempat, karena bertentangan dengan ayat-ayat dan Nash hadits lain, bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud seperti makhluk, sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan Allah swt turun kelangit yg terendah saat sepertiga malam terakhir, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits no.758, sedangkan kita memahami bahwa waktu di permukaan bumi terus bergilir,

maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah malam itu tidak sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan terus ke yang lebih barat, tentulah berarti Allah itu selalu bergelantungan mengitari Bumi di langit yg terendah, maka semakin ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya pemahaman mereka, jelaslah bahwa hujjah yg mengatakan Allah ada di Arsy telah bertentangan dengan hadits qudsiy diatas, yg berarti Allah itu tetap di langit yg terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan ayat itu mengatakan bahwa Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy mengatakan Allah dilangit yg terendah.

Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika datang seseorang yg bertanya makna ayat : ”Arrahmaanu ’alal Arsyistawa”, Imam Malik menjawab : ”Majhul, Ma’qul, Imaan bihi wajib, wa su’al ’anhu bid’ah (tdk diketahui maknanya, dan tidak boleh mengatakannya mustahil, percaya akannya wajib, bertanya tentang ini adalah Bid’ah Munkarah), dan kulihat engkau ini orang jahat, keluarkan dia..!”, demikian ucapan Imam Malik pada penanya ini, hingga ia mengatakannya : ”kulihat engkau ini orang jahat”, lalu mengusirnya, tentunya seorang Imam Mulia yg menjadi Muhaddits Tertinggi di Madinah Almunawwarah di masanya yg beliau itu Guru Imam Syafii ini tak sembarang mengatakan ucapan seperti itu, kecuali menjadi dalil bagi kita bahwa hanya orang orang yg tidak baik yg mempermasalahkan masalah ini.

Lalu bagaimana dengan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10), dan disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai’at pada sahabat.

Juga sebagaimana hadits qudsiy yg mana Allah berfirman : ”Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yg fardhu, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yg sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan matanya yg ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya....” (shahih Bukhari hadits no.6137), Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa pendengaran, penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yg taat pada Allah akan dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan Allah, kekuatan Allah, keberkahan Allah, dan sungguh maknanya bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, tangan dan kakinya.

Masalah ayat/hadist tasybih (tangan/wajah) dalam ilmu tauhid terdapat dua pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma’a tanzih
1. Madzhab tafwidh ma’a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan menyerahkan maknanya kpd Allah swt, dg i’tiqad tanzih (mensucikan Allah dari segala penyerupaan). Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia berkata ”Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna”, (Kita percaya dg hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yg juga di pegang oleh Imam Abu hanifah. dan kini muncullah faham mujjassimah yaitu dhohirnya memegang madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dg mahluk, bukan seperti para imam yg memegang madzhab tafwidh.
2.Pendapat Ta’wil
Madzhab takwil yaitu menakwilkan ayat/hadist tasybih sesuai dg keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam (khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana Imam Syafii, Imam Bukhari,Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat Attauhid oleh Imam Baajuri). Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur’an dan sunnah, juga banyak dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah waljamaah.

seperti ayat :
”Nasuullaha fanasiahum” (mereka melupakan Allah maka Allah pun lupa dengan mereka) (QS Attaubah:67), dan ayat : ”Innaa nasiinaakum”. (sungguh kami telah lupa pada kalian QS Assajdah 14).

Dengan ayat ini kita tidak bisa menyifatkan sifat lupa kepada Allah walaupun tercantum dalam Alqur’an, dan kita tidak boleh mengatakan Allah punya sifat lupa, tapi berbeda dg sifat lupa pada diri makhluk, karena Allah berfirman : ”dan tiadalah tuhanmu itu lupa” (QS Maryam 64)

Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman : ”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?” (Shahih Muslim hadits no.2569) apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti sakitnya kita?

Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yg dimaksud sakit pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya pada hamba Nya itu, ”wa ma’na wajadtaniy indahu ya’niy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu” dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 125)

Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah waljamaah yg berpegang pada pendapat Ta’wil, seperti Imam Ibn Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan Al Asy’ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf’ussyubhat Attasybiih oleh Imam Ibn Jauziy). Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : ”Maha Suci Tuhan Mu Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yg mereka sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala puji atas tuhan sekalian alam” . (QS Asshaffat 180-182).

Walillahittaufiq


Sumber : Majelis Rasulullah

Waktu'a Diam dan Bicara

"Hindarlah kecuali dari pembicaraan yang baik."
- Nabi Muhammad shallALLAHU 'alayhi wasallam -

"Diam adalah adab terbaik, kecuali dalam tiga hal: Kalian tidak boleh diam dalam menghadapi gosip buruk yang terbersit dalam hatimu; Kalian tidak boleh diam dalam mengarahkan dirimu untuk mengingat Sang Pencipta saat terjaga; Dan kalian tidak boleh diam ketika pandangan spiritual dalam kalbumu memerintahkanmu untuk berbicara."
- Ala'uddin al-Bukhari al-Aththar qaddasALLAHU sirrah-

"Pembicaraan bagaikan obat, sedikit dosis menyembuhkan tapi kebanyakan dosis mematikan.
Semakin bertambah kebijaksanaan seseorang, maka semakin berkurang keinginannya untuk berbicara. "
- Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib karamALLAHU wajahu -

Koneksi Tersembunyi

BismillahirRahmanirRahiim

Wahai manusia, apa pun diri kalian, dari mana pun kalian datang,
Apakah kalian ingin lebih mengetahui perihal Keenam, Ketujuh, atau bahkan lebih banyak lagi titik-titik halus yang terdapat pada tubuh eterik (tak terlihat secara kasatmata) kalian?
Apakah kalian ingin lebih mengetahui perihal Ketujuh, Kedelapan, Kesembilan atau bahkan lebih banyak lagi Realitas Hakikat yang berada dalam kalbu kalian?
Apakah kalian ingin lebih mengetahui secara mendalam perihal ke-25, ke-26. ke-27 atau bahkan lebih banyak lagi hikmah-hikmah tersembunyi para nabi, mulai (nabi) Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Dawud, Ilyas, hingga Isa al-Masih dan Saudara mereka Sang Nabi Terakhir Muhammad (saw)?
Yang semua (hikmah-hikmah itu) berada dalam tiap kalbu.
Apakah kalian ingin mengetahui hikmah-hikmah para wali Allah tanpa pernah mendengar atau membacanya dalam buku manapun jua sebelumnya?

(Bila ya) maka lihatlah dirimu sendiri sebelum melihat kesalahan orang lain,
Pandanglah kedalam batinmu sebelum memandang sekeliling,
Bersihkan niatmu sebelum berkata dan bertindak,
Tolak segala bentuk suap,
Kosongkan hatimu dari kotoran-kotoran hati dengan terus zikir hening tanpa suara dalam kalbu
Jangan pernah bicara tentang Keruhanian berdasarkan apa yang ego/nafsu-mu kira atau katakan
Bicaralah tentang hal itu hanya bila kalian telah benar-benar mendengar dan melihat sendiri Cahaya (Ruhaniah tak kasatmata) itu melalui mata-hati kalian
Lebih baik berkata: saya tidak tahu, saya seorang hamba yang daif (lemah)
Daripada menyenangkan ego/nafsu-mu, si naga besar dalam dirimu
Jujurlah meski orang lain tidak, Tulus-ikhlaslah meski orang lain tidak bisa, Rendah hatilah,
Jangan pernah memandang dirimu lebih tinggi atau lebih baik daripada yang lainnya
Bahkan terhadap mereka-mereka yang tidak beriman
(Karena) hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui (segala isi) Hati dari semua ciptaan-Nya
Mana yang tidak beriman atau (mana) yang benar-benar beriman
Allah sajalah Yang Maha Mengetahui-nya
Innallaaha 'aalimu ghaibis samaawaati wal ardh
Innahuu 'aliimum bi dzaatis suduur

Amalkanlah itu (semua) tahap demi tahap dan dengan terus menerus
Dengan begitu hatimu akan terhubung (terkoneksi) dan diajar oleh satu, beberapa, atau (bahkan) banyak guru
Seperti Syams dan Abul Hassan 'Ali al-Kharqani yang telah mengajarkan Rumi melalui mata-hatinya
Seperti Tayfur Abu Yazid al-Bisthami yang telah mengajarkan al-Kharqani melalui mata-hatinya
Seperti Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir yang telah mengajarkan Abu Yazid melalui mata-hatinya
Dan seperti semua guru-guru sejati lainnya (yang hidup) sesudah dan sebelum beliau-beliau itu
Ya seperti 'Uways al-Qarani yang telah diajarkan oleh Nabi Suci Muhammad (saw)
Meskipun beliau-beliau (berdua) itu tidak pernah saling bertemu secara fisik tapi secara spiritual ya
Seperti itulah kalian dapat terhubung (terkoneksi secara spiritual/rabitha) dan diajar

Semoga Allah mengampuni saya, hamba yang daif ini, dan merahmati Anda.

Terjemahan bebas dari kutipan kata-kata hikmah Wiyoso Hadi
Penulis Buku Catatan Harian Membuka Hati, diterbitkan atas
Kerjasama Penerbit Hikmah Grup Mizan dan PH Pro Indonesia

Riya.... Membinasakan Pahala

Pada waktu sahur, seorang abid membaca Al-Quran, surah "Thoha", di rumahnya yang di jalanraya. Selesai membaca, dia merasa amat mengantuk, lalu tertidur. Dalam tidurnya itu dia bermimpi melihat seorang lelaki turun dari langit membawa senaskhah Al-Quran.

Lelaki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab suci itu di depannya. Dibukannya surah "Thoha" dan dilihat halaman demi halaman didepan si abid. Si abid melihat setiap kalimah surah itu dicatatkan sepuluh kebajikan sebagai pahala bacaannya kecuali satu kalimat saja yang catatannya dipadamkan.

Lalu katanya, "Demi Allah, sesungguhnya telah ku baca seluruh surah ini tanpa meninggalkan satu kalimah pun". "Tetapi kenapakah catatan pahala untuk kalimah ini dipadamkan?" Lelaki itu berkata.

"Benarlah seperti katamu itu. Engkau memang tidak meninggalkan kalimah itu dalam bacaanmu tadi. Malah, untuk kalimah itu telah kami catatkan pahalanya, tetapi tiba-tiba kami terdengar suara yang menyeru dari arah 'Arasy : 'Padamkan catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimah itu'. Maka sebab itulah kami segera memadamkannya".

Si abid menangis dalam mimpinya itu dan berkata, "Kenapakah tindakan itu dilakukan?".

"Puncanya engkau sendiri. Ketika membaca surah itu tadi, seorang hamba Allah melewati jalan di depan rumah mu. Engkau sadar hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu supaya didengar oleh hamba Allah itu.

Kalimah yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi itu".

Si abid terjaga dari tidurnya. "Astaghfirullaahal-'Azhim! Sungguh licin virus riya' menyusup masuk ke dalam kalbu ku dan sungguh besar kecelakaannya. Dalam sekedip mata saja ibadahku dimusnahkannya.

Kecintaan Kepada Allah

Postingan Ust. Kholid Sholeh [kholidsholeh@yahoo.com]

Syeikh Abdurrahman AI-Muhazzab bercerita pula:

Sekali peristiwa ketika saya pergi untuk membeli-belah di pasar, saya melalui pasar hamba, dan saya terlihat di sana ada seorang saudagar yang sedang menawarkan seorang hamba, yang usianya masih kecil lagi, katanya berulang kali:

'Siapakah ingin membeli hamba yang banyak celanya ini?' Kemudian diulangi lagi kata-kata itu berkali-kali. Sudah pasti tidak ada orang yang mahu membelinya. Saya lalu menghampiri saudagar itu seraya bertanya kepadanya: 'Apakah cela hamba ini?'

Saudagar itu tidak menjawab, tetapi disuruhnya saya sendiri menanyakan hamba itu tentang keaibannya. Maka saya merenung wajah hamba itu, lalu bertanya kepadanya pula:

'Apa cela yang ada padamu itu?'

'Cela hamba sangat banyak,' jawab hamba itu. 'Akan tetapi saya sendiri tidak mengerti cela yang mana satu yang dimaksudkan oleh tuan pemilikku, sehingga dia memberiku gelaran sebagai hamba yang paling banyak celanya.

Saya berpaling kepada pemilik hamba itu dan bertanya sekali lagi: 'Cela yang mana satu yang tuan maksudkan?'

'Mmm, hamba ini mengidap penyakit gila,' jawab saudagar itu. 'Penyakit gila?' Saya merenung wajah saudagar itu. Dalam hatiku mengatakan tidak mungkin. Orang gila tak akan begini jawabnya.

'Betulkah engkau mengidap penyakit gila?' tanyaku ingin tahu. 'Begitulah seperti kata tuan pemilikku,' dia menjawab penuh ragu dan tidak jelas.

'Kalau betul pun, pada saat apakah penyakit itu datang?' tanyaku lagi. 'Adakah setiap hari, atau setiap minggu, atau sebulan sekali? Tolonglah terangkan!'

'Tuan, bila penyakit itu menggusir di hati hamba, maka berjalanlah ia ke seluruh anggota badanku, kemudian ke dalam jiwaku. Maka ketika itu akan berubahlah akalku, kemudian tanpa kurasakan lagi lisanku menyebut-nyebut nama yang paling kucinta'. Akhirnya penyakit itu membuat hatiku benar-benar terpancang kepadaNya. Sementara itu badanku tidak bergerak sedikit pun. Maka dengan sebab itulah, orang bodoh yang melihatku dalam keadaan demikian akan menuduhku 'orang gila', sedang aku sendiri tidak memahami rnengapa orang boleh mengatakan begitu, kerana mungkin dia tidak pernah mengalami apa yang pernah aku alami itu.'

Mendengar apa yang dikatakan oleh hamba itu, teringat di dalam hatiku, bahwa dia termasuk di antara kekasih Allah. Orang 'bodoh' seperti yang diungkapkan hamba itu memang mementingkan kulit saja, tidak kenal isi. Saya Ialu mendekati pemiliknya dan bertanya: 'Berapakah harganya?'

'Dua ratus dirham,' jawabnya. 'Nah' ini dua ratus dirham harganya,' sambil menghulurkan uang itu, 'dan ini dua puluh dirham lagi, aku tambah untukmu,' kataku lagi.

Saya pun mengajak hamba itu pulang ke rumah. Tiba di rumah, saya menyuruhnya masuk, tetapi ia enggan masuk, seraya bertanya:

'Tuan tidak rnempunyai keluarga?!' dia bertanya kepadaku. 'Ada,' 'jawabku pendek.

'Maaf,' katanya, 'tidak boleh seseorang itu bertemu dengan selain keluarganya sendiri.'

'Tidak mengapa, aku benarkan kau masuk ke dalam, kataku lagi.

'Semoga Allah memelihara hamba dari segala dosa,' ujarnya.

'Tidak mengapalah, biar hamba duduk di luar saja. Sekiranya tuan memerlukan sesuatu, hamba bersedia untuk rnengerjakannya tanpa memasuki rumah.'

Bagaimana hamba ini? Aku ingat di dalam hati. Kelihatannya dia terlalu warak dan menjaga aturan agamanya dengan baik. 'Baiklah, kalau begitu! jawabku kepadanya.

Saya terus memasuki rumah untuk mengambil makanan dan minuman untuk memberikannya kepada hamba itu, tetapi ia menolaknya dengan alasan ia sedang berpuasa. Pada waktu malam, hamba itu berada sendirian di kamarnya di luar rumah. Saya lihat sepi tiada berbunyi. Maka pada tengah malam saya keluar untuk mengintipnya, dan saya dapati ia sedang bersholat dengan khusyuknya. Dia tidak sadar saya sedang mengintipnya. Selesai dari sholat ia terus sujud menangis serta berdoa.

'Ya Allah! Ya Tuhan hamba! Semua raja telah menutupi pintu rumahnya, namun pintu Tuan sajalah yang tetap terbuka luas bagi siapa yang ingin memintamu! 'Ya Tuhan! Bintang-bintang di langit semuanya berkelip-kelipan, mata-mata insan pula sedang tertutup karena nyenyak dalam tidur, namun Dikaulah Zat yang sentiasa sadar selamanya, tidak pernah mengantuk atau tidur.

'Ya Allah! Kalau ada seorang sedang berkumpul dengan kekasihnya, maka Dikaulah kekasih bagi orang yang benar-benar mengenal cinta.

'Ya Allah! Kalau Tuan mengusir hamba, ke manakah hamba akan pergi.

'Ya Allah! jika Tuan menjauhkan hamba dari pintuMu, siapakah hamba akan mengetuk lagi?

'Ya Allah! jika Tuan akan menyiksa hamba, memang sepantasnyalah, sebab hamba tergolong orang-orang yang berdosa. Namun, Jika Tuan memberi maaf, memanglah Tuan adalah Maha Pemaaf dan Belas-kasih kepada semua hambaMu, kerana Dikaulah Maha Dermawan!'

Sesudah itu, anak itu bangun dari sujudnya seraya menangis, lalu mengangkat kepalanya lagi dan berdoa:

'Ya llahi! KepadaMulah siapa yang dekat denganmu beramal. Dengan kurnia Tuan, selamatkanlah hamba-hambamu yang salih dari kebinasaan. Dengan rahmat Tuan, sadarkanlah hamba-hambamu yang tersesat supaya kembali ke jalan yang lurus. Wahal Zat yang Baik! Berilah hamba kemaafan, berilah hamba maghfirah dan keampunan, sesungguhnya Tuan adalah Zat Pemberi maaf terhadap segala kesalahan hambanya!' Mendengar doa hamba itu, tidak terbayangkan lagi keharuan di hatiku, lalu saya meninggalkan tempat itu, supaya tidak mengganggu kekusyukan hamba itu. Pagi-pagi saya datang untuk menemuinya dan bertanya sapa kepadanya. Saya memberi salam kepadanya seraya bertanya:

Anakku! Bagaimana tidurmu semalam, tenangkah?' saya pura-pura tanya tidak tahu.

'Bolehkah tidur mata yang benar-benar takutkan api neraka?' tanya dia kembali kepadaku.

'Lagi,' kataku hendak mendengar seterusnya.

'Bolehkah tidur mata yang selalu mengingat perhitungan amal di Mahsyar nanti, serta membayangkan saat dan ketika dihadapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa?' hamba itu kemudian menangis terisak-isak.

'Anakku! Aku merdekakan dirimu semata-mata karena Allah,' kataku kepadanya.

Dia tidak menjawab, tetapi justeru dia semakin menangis. Tidak lama kemudian ia berkata pula: 'Tuan!' katanya kepadaku. 'Hamba dulu mendapat dua pahala, iaitu pahala beribadah dan pahala melayani tuan. Kini satu daripadanya sudah dibebaskan, tinggal satu lagi, iaitu beribadat kepada Tuhan.' 'Ya, saya faham maksudmu itu, sebab itu saya merdekakanmu,' kataku kepadanya lagi.

'Terima kasih, dan semoga Allah menyelamatkan tuan dari api neraka!' doanya untukku pula.

Saya pun memberinya wang untuk keperluannya, dan membenarkan dia pergi, kerana dia sudah menjadi orang merdeka sekarang, Dia lalu mengucapkan setinggi terima kasih lagi kepadaku, tetapi wang yang kuberikannya itu ditolaknya sambil berkata:

'Tuhan yang memberiku rezeki sewaktu hamba di perut ibu, Dialah nanti yang akan menanggung rezeki hamba saat hamba berada di atas buminya ini!' Hamba itu kemudian pergi meninggalkanku, dan sesudah itu saya tidak pernah lagi bertemu dengannya. 'Ya Allah! Berilah hambamu ini taufiq dan hidayah, sebagaimana Dikau telah menganugerahkannya kepada para kekasih dan orang pilihanmu, Amin.

Segitiga CInta OR Cinta Segitiga

Dari Milis .... [menarik untuk disimak]

Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara.

Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya.

Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy.

Ada yang bilang pasangannya pandai melucu.

Ada yang bilang pasangannya pandai memasak.

Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua.

Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.

Ada banyak alasan pula untuk bercerai.

Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional.

Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu.

Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi.

Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan.

Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara.

Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asin atau terlalu manis.

Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya.

Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.

Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam
kecocokan. Kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.

Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka
pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran
dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang
lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi
pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila
kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi?
Jawabannya adalah KOMITMEN.

Seorang kawan saya di Surabaya membuat sebuah penelitian, perilaku
selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota anak / isterinya.

Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi.
Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh? Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu :

KOMITMEN.

Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya. Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.

Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg.

Dia menyebutnya sebagai "triangular love" atau segitiga cinta dimana
ketiga sudutnya berisi :

Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen).

Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.

Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.

Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.

Commitment atau komitmen adalah sebuah keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut "until death do us apart".

Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga.

Bila sebuah relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.

Sebagai contoh :

Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.

Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo.

Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila-gila)
.
.... Nah, bagaimana bentuk cinta anda... ???

KOnsep Cinta, Keikhlasan dan Manajement Strees

Dahulu kala di Jepang terdapat sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh para petani miskin yang disebut 'Ubasute', yaitu membuang orang tua mereka yang telah lanjut usia di daerah pegunungan.

Hal ini dilakukan karena mereka terlalu miskin untuk menghidupi orang tua mereka. Cerita ini adalah cerita kuno dan di masa ini tentu saja tidak dilakukan hal seperti itu.

Ceritanya:
Pada hari itu, seorang ibu tua dengan digendong oleh puteranya berangkat menuju gunung untuk 'disisihkan' .

Namun selama perjalanan ia mematahkan anting-ranting dan menjatuhkannya.
Ketika ditanya oleh puteranya, ia menjawab, "Agar kau tidak tersesat pada waktu kembali ke desa."

Mendengar hal itu, puteranya terharu dan menangis lalu menggendong ibunya dan kembali ke rumah mereka.

Hikmah apa yang dapat kita ambil dari kisah diatas?
Tentu banyak sekali, melimpah bagaikan air yang mengucur, mengalir deras ke telaga hati.

Hikmah betapa kasih sayang orangtua kita tak akan luntur sepanjang zaman, walaupun mungkin kita sendiri telah menjadi orang tua dari anak-anak kita.


JAGUNG

Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.

Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.

"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan.

"Tak tahukah anda?," jawab petani itu.
"Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain.

Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk.

Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula."

Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula.

Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.


MANAJEMEN STRESS

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut perkiraan anda segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. " kata Covey.
Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah.
Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit.
Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.

Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.

Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi.

Kita harus menanggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan.
Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.
Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya.

Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita...